JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan tren positif dengan menembus level psikologis 7.200 pada perdagangan Rabu (11/6). Penguatan IHSG ini disokong oleh kinerja apik saham-saham sektor perbankan yang mencatatkan kenaikan harga signifikan.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) memperlihatkan bahwa sektor keuangan, khususnya saham-saham bank besar seperti Bank Central Asia (BBCA), Bank Mandiri (BMRI), dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI), menjadi pendorong utama penguatan indeks. Kenaikan harga saham perbankan ini meningkatkan optimisme investor terhadap prospek pertumbuhan sektor keuangan nasional.
Analis pasar modal dari PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Dian Prasetyo, menjelaskan, “Penguatan saham bank kali ini sejalan dengan membaiknya sentimen investor terhadap perekonomian domestik dan ekspektasi pertumbuhan kredit yang lebih sehat di semester kedua tahun 2025.”
Menurut Dian, capaian IHSG di atas 7.200 menjadi sinyal positif bagi pelaku pasar yang sebelumnya cenderung berhati-hati akibat ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi suku bunga.
Sektor perbankan memang selama ini menjadi barometer utama kesehatan ekonomi Indonesia. Dengan kondisi ekonomi nasional yang mulai stabil dan inflasi yang relatif terkendali, permintaan kredit dari konsumen dan dunia usaha diperkirakan meningkat. Hal tersebut menjadi faktor fundamental penguatan harga saham bank.
“Perbaikan ekonomi makro dan stabilitas suku bunga mendorong kepercayaan perbankan dalam menyalurkan kredit. Kondisi ini tentu berpengaruh positif pada kinerja keuangan bank yang pada akhirnya tercermin pada pergerakan harga saham,” jelas Dian.
Selain faktor domestik, pelaku pasar juga mencermati kebijakan moneter Bank Indonesia yang tetap akomodatif dalam beberapa bulan terakhir. Kebijakan ini dinilai efektif menjaga likuiditas dan mendorong pertumbuhan kredit yang berkelanjutan, sehingga memberikan sentimen positif bagi sektor perbankan.
Sentimen global pun turut mendukung pasar saham domestik, terutama pada saham perbankan yang memiliki keterkaitan erat dengan perekonomian nasional. Stabilitas harga komoditas dan penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menjadi katalis positif yang turut meningkatkan daya tarik saham-saham bank.
Investor asing juga terlihat kembali aktif memburu saham sektor perbankan. Aktivitas beli bersih oleh investor asing di sektor keuangan memberikan indikasi kuat terhadap prospek jangka panjang yang cerah bagi perbankan Indonesia.
Meski demikian, Dian Prasetyo mengingatkan agar investor tetap waspada terhadap potensi risiko eksternal. “Kenaikan saham bank hari ini merupakan momentum yang baik, namun volatilitas pasar masih tetap ada. Investor disarankan terus memantau perkembangan global dan fundamental perusahaan sebelum mengambil keputusan investasi,” ujarnya.
Penguatan saham perbankan ini juga mengokohkan tren positif IHSG yang sudah berlangsung sejak awal kuartal kedua tahun 2025. Para analis memperkirakan jika tren ini berlanjut, IHSG berpotensi menembus resistance selanjutnya di kisaran 7.300 hingga 7.400 dalam beberapa bulan ke depan.
Dengan kondisi makroekonomi yang semakin kondusif serta dukungan kebijakan dari pemerintah dan Bank Indonesia, sektor perbankan diproyeksikan menjadi motor utama penggerak pertumbuhan pasar modal Indonesia sepanjang tahun 2025.
Kenaikan saham bank yang sejalan dengan penguatan IHSG ini menjadi momentum penting bagi investor untuk meningkatkan portofolio di sektor yang fundamentalnya kuat dan didukung prospek ekonomi yang membaik.