Liga Indonesia

John Tarkpor dan 7 Bintang Afrika Legenda Liga Indonesia

John Tarkpor dan 7 Bintang Afrika Legenda Liga Indonesia
John Tarkpor dan 7 Bintang Afrika Legenda Liga Indonesia

JAKARTA - Sepak bola Indonesia tak bisa dilepaskan dari kontribusi pemain asing, khususnya dari benua Afrika. Mereka bukan hanya datang untuk bermain, tetapi juga meninggalkan warisan penting yang dikenang para suporter hingga kini. Salah satunya adalah John Tarkpor Sonkaliey, mantan gelandang tangguh asal Liberia, yang baru saja meninggal dunia pada Senin, 23 Juni 2025, di Monrovia, Liberia.

Kabar duka ini menyentuh hati banyak pencinta sepak bola Tanah Air, terutama para pendukung Persebaya Surabaya, klub yang pernah diperkuat Tarkpor antara tahun 2009 hingga 2011. Dalam periode tersebut, Tarkpor dikenal sebagai sosok penting di lini tengah Persebaya berkat daya jelajahnya yang luar biasa dan kontribusi besar di lapangan.

“Perannya sangat sentral dalam permainan tim. Ia bukan hanya pengatur tempo, tapi juga inspirasi,” demikian pengakuan para penggemar yang pernah menyaksikan langsung aksi sang pemain.

Tarkpor juga sempat memperkuat sejumlah klub Indonesia lainnya seperti Pesiter Ternate, Persitara Jakarta Utara, Pelita Jaya, dan Persijap Jepara, menjadikannya sebagai pemain asing yang cukup lama mengabdi di kompetisi sepak bola nasional.

Namun, Tarkpor bukan satu-satunya pemain asal Afrika yang meninggalkan jejak emas di Liga Indonesia. Berikut ini tujuh pemain Afrika lainnya yang juga pernah berjaya dan menjadi idola di negeri ini:

1. Roger Milla (Kamerun)
Roger Milla adalah legenda sepak bola dunia yang memperkuat Pelita Jaya pada tahun 1994. Meski usianya tak lagi muda saat datang ke Indonesia, Milla membuktikan kelasnya sebagai striker haus gol. Ia mencetak 13 gol dalam 23 pertandingan, lalu semusim berikutnya memperkuat Putra Samarinda dan mencetak 18 gol dari 12 laga. Kehadiran Milla memberikan dampak besar terhadap popularitas Liga Indonesia di awal era profesional.

2. Olinga Atangana (Kamerun)
Nama Olinga Atangana mencuat saat memperkuat Bandung Raya di musim 1994. Selama tiga musim, ia tampil solid di lini pertahanan dan sukses membawa Bandung Raya menjuarai Liga Indonesia 1995–1996. Olinga kemudian melanjutkan karier gemilangnya bersama Persija Jakarta dan Pelita KS, bahkan sempat kembali berduet dengan Nur Alim, mantan rekan setimnya.

3. Vata Matanu Garcia (Angola)
Mantan striker Benfica, Vata Matanu Garcia, memulai petualangannya di Indonesia bersama Gelora Dewata Bali pada 1996. Ia mencetak 21 gol di musim pertamanya, dan tampil fleksibel di berbagai posisi menyerang. Meski gagal membawa Gelora Dewata ke fase delapan besar, Vata tetap mencuri perhatian hingga akhirnya memperkuat Persija Jakarta dan masuk dalam skuad Indonesia All-Stars saat menghadapi Lazio pada 1996.

4. Pierre Njanka (Kamerun)
Pierre Njanka bergabung dengan Persija Jakarta pada musim 2008/2009 sebelum pindah ke Arema FC, di mana ia meraih gelar Indonesia Super League 2009/2010. Sebagai bek tengah, Njanka terkenal karena ketangguhan duel udara dan kepemimpinannya di lapangan. Meski usianya sudah kepala tiga, ia tetap menjadi kapten dan motor utama lini belakang Arema.

5. Zah Rahan (Liberia)
Zah Rahan adalah salah satu gelandang asal Afrika tersukses di Indonesia. Ia menjuarai tiga gelar liga bersama Sriwijaya FC dan Persipura Jayapura. Kariernya dimulai dari klub kasta bawah seperti Persekaba Badung, lalu bersinar saat memperkuat Persekabpas Pasuruan. Zah dikenal karena teknik tinggi, daya tahan luar biasa, dan kemampuannya mengatur tempo permainan.

6. Michael Essien (Ghana)
Nama besar Michael Essien membuat heboh dunia sepak bola Indonesia ketika ia bergabung dengan Persib Bandung pada musim 2017. Meski sudah berusia 35 tahun, mantan gelandang Chelsea dan Real Madrid itu tetap menunjukkan kelasnya. Dalam satu musim, ia tampil 29 kali dan mencetak 5 gol. Meski hanya semusim, kehadiran Essien membawa sorotan internasional ke Liga Indonesia.

7. Makan Konate (Mali)
Makan Konate adalah salah satu gelandang serang paling konsisten di Liga Indonesia. Debutnya dimulai saat bermain untuk PSPS Pekanbaru sebelum bersinar bersama Persib Bandung, di mana ia meraih gelar ISL 2014. Konate juga memenangkan Piala Presiden bersama Persib dan Arema. Ia sempat merantau ke Malaysia, namun kembali ke Indonesia membela tim-tim besar seperti Persebaya, Persija, dan RANS Nusantara.

Warisan Pemain Afrika di Liga Indonesia
Kehadiran pemain-pemain asal Afrika bukan hanya meningkatkan kualitas kompetisi domestik, tapi juga memperkaya pengalaman para pemain lokal. Beberapa dari mereka bahkan menjadi ikon klub, dicintai oleh fans, dan dikenang hingga kini.

Wafatnya John Tarkpor menjadi momen reflektif akan pentingnya kontribusi pemain asing terhadap perkembangan sepak bola nasional. Dari Roger Milla hingga Makan Konate, mereka semua pernah menjadi bagian dari perjalanan panjang Liga Indonesia.

Kini, jejak mereka menjadi sejarah yang terus diceritakan dari generasi ke generasi.

“Mereka datang bukan hanya untuk bermain, tapi memberi warna pada sepak bola Indonesia,” ujar seorang suporter Persebaya yang mengenang Tarkpor.

Dengan performa yang luar biasa, kedisiplinan tinggi, dan semangat bertarung yang kuat, para pemain Afrika ini telah meletakkan fondasi yang kuat bagi kerjasama internasional di dunia olahraga Indonesia, khususnya sepak bola.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index