JAKARTA - Industri properti Indonesia diprediksi terus menunjukkan tren positif pada 2025, terutama di sektor komersial. Data terbaru dari Knight Frank Indonesia menyoroti peningkatan stabil di pasar properti, sejalan dengan prospek ekonomi yang masih kondusif.
Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat, menegaskan bahwa pertumbuhan sektor properti komersial seperti industri, logistik, dan data center masih berpotensi meningkat, meski terbatas. Sementara itu, sektor perumahan tapak dan retail diperkirakan tumbuh positif namun relatif stabil. Pulau Jawa, khususnya kota-kota metropolitan di Greater Jakarta dan Bali, tetap menjadi pusat perhatian bagi investor properti komersial karena tingkat pertumbuhan yang tinggi.
“Pertumbuhan sektor properti komersial akan tetap fokus di kota-kota besar, khususnya kawasan yang memiliki potensi integrasi bisnis, perkantoran, dan hunian. Hal ini sejalan dengan permintaan pasar yang semakin meningkat,” kata Syarifah.
- Baca Juga Jadwal Tagihan Iuran BPJS Kesehatan 2025
Gading Serpong: Contoh Pertumbuhan Properti Komersial
Salah satu kawasan yang mencatat perkembangan pesat adalah Gading Serpong, Tangerang, Banten. Paramount Land sebagai pengembang utama menyoroti pencapaian signifikan di kawasan ini, khususnya melalui proyek Paramount Gading Serpong.
Menurut data internal, hingga Agustus 2025 tercatat 142 bisnis baru membuka usaha di kawasan ini, baik soft opening maupun grand opening. Dari jumlah tersebut, 115 bisnis atau 81 persen telah aktif beroperasi. Penjualan unit bisnis di Grand Boulevard Aniva Studio Loft Tahap 1–5 juga tercatat mencapai sekitar Rp 300 miliar, bahkan sebelum peluncuran resmi, menunjukkan minat pasar yang tinggi dan status over-subscribed.
Direktur Sales & Marketing Paramount Land, Chrissandy Dave, menjelaskan, “Paramount Gading Serpong telah lama membangun kawasan komersial yang menjadi Central Business District (CBD), menjadikan kota ini pusat kuliner, bisnis, perkantoran, dan hiburan yang saling terintegrasi. Kami berkomitmen terus mengembangkan kawasan ini agar nilai kota semakin meningkat seiring waktu.”
Dengan luas 1.500 hektar, Kota Gading Serpong saat ini telah dihuni lebih dari 120 ribu jiwa, dengan pertumbuhan yang terus berlanjut melalui lebih dari 40 klaster hunian. Lokasi strategis, akses transportasi umum, boulevard yang dilintasi lebih dari 15.000 kendaraan per jam, tingkat okupansi bisnis tinggi, serta fasilitas lengkap menjadi faktor kunci kesuksesan kawasan ini.
“Kami menjamin kehadiran anchor tenant yang tepat untuk membangun ekosistem bisnis terbaik, sehingga kawasan ini tetap hidup dan menarik bagi investor maupun konsumen,” tambah Chrissandy.
Faktor Makroekonomi yang Mendukung Pertumbuhan
Selain perkembangan kawasan strategis, kondisi makroekonomi Indonesia turut menjadi faktor penguat industri properti. Mengacu pada Property Market Report Lembaga Manajemen Aset Negara, Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan RI, sejumlah indikator menunjukkan kinerja positif:
Nilai tukar rupiah menunjukkan tren penguatan.
Inflasi relatif rendah pada level fundamental 1,95 persen.
Suku bunga acuan BI diturunkan 25 bps menjadi 5,5 persen, diharapkan mendorong peningkatan penyaluran kredit.
Realisasi investasi hingga kuartal I 2025 menunjukkan pertumbuhan positif.
Pertumbuhan PDB kuartal I 2025 tercatat 4,89 persen, sedikit di bawah ekspektasi, namun tetap memberikan angin segar bagi industri properti.
Kondisi ini memberi sinyal bahwa sektor properti komersial dapat terus tumbuh, terutama di kawasan strategis yang mampu menarik minat bisnis dan investasi jangka panjang.
Tren Properti 2025: Stabil Tapi Menjanjikan
Melihat tren ini, properti komersial diprediksi akan menunjukkan pertumbuhan stabil, dengan peningkatan paling signifikan pada sektor industri, logistik, dan data center. Sementara itu, sektor retail dan perumahan tapak tetap tumbuh positif namun terbatas, sesuai kapasitas pasar dan daya beli masyarakat.
Investor dan pengembang kini semakin fokus pada integrasi kawasan, pengembangan ekosistem bisnis, dan pemilihan lokasi strategis yang mampu menjamin tingkat okupansi tinggi. Pengalaman Gading Serpong menunjukkan bahwa pengembangan kawasan terpadu dengan kombinasi hunian, perkantoran, dan area komersial berhasil menarik minat pasar secara berkelanjutan.
Menurut para pengembang, kunci sukses tetap pada penataan kawasan, pemilihan tenant yang tepat, serta fasilitas pendukung yang membuat kawasan nyaman dan diminati masyarakat.
Kesimpulannya, pasar properti Indonesia 2025 menunjukkan dinamika yang sehat. Dengan dukungan ekonomi makro yang stabil, strategi pengembangan kawasan terpadu, dan minat pasar yang tinggi, sektor properti komersial berpotensi menjadi sektor yang menarik untuk investasi jangka menengah hingga panjang. Kawasan-kawasan seperti Gading Serpong menjadi contoh nyata bagaimana pengembangan terencana dan strategi ekosistem bisnis yang tepat mampu menghasilkan pertumbuhan signifikan dan berkelanjutan.
Dengan data dan tren yang ada, pengembang dan investor dapat merencanakan langkah strategis mereka untuk memaksimalkan peluang di pasar properti Indonesia, sambil tetap memperhatikan kondisi ekonomi, demografi, dan kebutuhan konsumen.