JAKARTA - Transformasi digital di sektor keuangan Indonesia menunjukkan progres luar biasa. Salah satu indikator utamanya adalah perkembangan sistem pembayaran berbasis kode QR nasional atau QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Jumlah pengguna QRIS kini telah mencapai 57 juta orang. Pertumbuhan ini menggambarkan penerimaan yang luas dari masyarakat terhadap metode transaksi digital yang cepat dan efisien. Tidak hanya pengguna, jumlah merchant atau pelaku usaha yang tergabung dalam ekosistem QRIS juga meningkat signifikan, mencapai 39,3 juta merchant. Dari total tersebut, sekitar 93,16 persen adalah pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
Transaksi QRIS Sentuh Angka Rp579 Triliun
Tak hanya dari sisi pengguna dan merchant, nilai transaksi QRIS juga mencetak capaian tinggi. Sepanjang semester pertama tahun ini, tercatat sebanyak 6,05 miliar transaksi telah dilakukan menggunakan QRIS, dengan total nilai menyentuh Rp579 triliun. Angka ini mencerminkan betapa sistem pembayaran berbasis digital telah menjadi bagian penting dalam keseharian masyarakat. Pertumbuhan ini juga menjadi bukti bahwa inklusi keuangan digital makin meluas ke berbagai segmen masyarakat, termasuk yang sebelumnya belum terjangkau layanan perbankan konvensional.
Dukungan Pemerintah Daerah Perkuat Akselerasi QRIS
Pemerintah daerah turut memainkan peran penting dalam menyukseskan digitalisasi sistem pembayaran. Hal ini tercermin dari dukungan langsung yang diberikan kepala daerah dalam berbagai agenda nasional, termasuk kampanye digitalisasi QRIS. Kolaborasi erat antara Bank Indonesia dan pemerintah daerah menjadi kunci memperluas jangkauan penggunaan QRIS hingga ke wilayah pedesaan. Komitmen yang sama juga ditunjukkan oleh para pelaku usaha lokal yang mulai beralih menggunakan sistem pembayaran nontunai. Dengan demikian, terjadi ekosistem yang saling menguatkan antara regulator, pelaku usaha, dan masyarakat.
Digitalisasi Harus Selaras dengan Budaya dan Pariwisata
Meski digitalisasi sistem pembayaran terus digenjot, pendekatan yang digunakan tetap memperhatikan nilai-nilai budaya dan potensi lokal. Digitalisasi tidak sekadar soal teknologi, namun juga bagaimana nilai-nilai lokal tetap terjaga. Inilah yang menjadi perhatian utama dalam pengembangan QRIS. Seperti yang disampaikan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia, penting bagi Indonesia untuk mengintegrasikan digitalisasi dengan identitas bangsa, seperti budaya dan sektor pariwisata. Dengan pendekatan ini, masyarakat tidak merasa asing atau terbebani dengan inovasi baru, melainkan merasa QRIS adalah bagian alami dari kehidupan sehari-hari mereka.
QRIS Jadi Jembatan Ekonomi UMKM Lokal
Keberadaan QRIS telah memberikan manfaat nyata bagi para pelaku UMKM. Transaksi yang lebih cepat, aman, dan tercatat memberikan keuntungan bagi para pengusaha kecil, terutama dalam hal pengelolaan keuangan dan akses pembiayaan. Dengan data transaksi yang terdokumentasi secara digital, pelaku UMKM lebih mudah dalam mengajukan kredit ke lembaga keuangan formal. Ini menjadi solusi jangka panjang untuk meningkatkan daya saing UMKM dan memperluas pasar mereka. Kemudahan ini juga berdampak pada efisiensi operasional dan peningkatan kualitas layanan kepada konsumen.
Optimisme Pemerintah Dorong Perluasan Digitalisasi Nasional
Pemerintah bersama Bank Indonesia terus menyuarakan optimisme terhadap perluasan digitalisasi sistem pembayaran. Harapannya, melalui semangat kolaborasi, budaya, dan inovasi, QRIS dapat menjangkau lebih banyak wilayah, termasuk daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Strategi jangka panjang yang diterapkan juga menekankan pentingnya edukasi dan pendampingan bagi masyarakat. Tujuannya adalah agar digitalisasi tidak hanya menjadi tren sesaat, melainkan menjadi fondasi kuat dalam kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia. Dengan dukungan semua pihak, bukan tidak mungkin QRIS akan menjadi sistem pembayaran utama di masa depan.