JAKARTA - Situasi keamanan Israel kembali diguncang setelah sebuah rudal yang diluncurkan oleh kelompok pemberontak Houthi dari Yaman menghantam area di dekat Bandara Internasional Ben Gurion, pada Minggu malam, 4 Mei 2025 waktu setempat. Serangan ini tidak hanya menyebabkan kepanikan massal di bandara utama negara itu, tetapi juga menimbulkan pertanyaan besar terhadap efektivitas sistem pertahanan udara Israel yang selama ini dianggap sangat kuat.
Serangan mengejutkan ini menyasar jantung sistem transportasi udara Israel penjajah dan langsung melumpuhkan operasional bandara. Bandara Ben Gurion, yang merupakan titik utama penerbangan sipil dan internasional Israel, mengalami kekacauan luar biasa sesaat setelah ledakan terdengar dari kawasan sekitar.
Kekacauan di Bandara, Warga Berlarian Panik
Saksi mata melaporkan suasana mencekam saat suara ledakan terdengar keras di dekat bandara. Alarm peringatan serangan udara langsung berbunyi, membuat para penumpang dan staf berhamburan keluar terminal. Video yang beredar di media sosial memperlihatkan penumpang yang berlari sambil membawa barang bawaan, mencoba mencari perlindungan.
“Begitu suara ledakan terdengar, alarm berbunyi, semua orang langsung panik dan mulai berlari ke segala arah. Kami benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi,” kata seorang penumpang yang enggan disebutkan namanya.
Pihak otoritas bandara langsung menghentikan sementara semua aktivitas penerbangan, baik domestik maupun internasional. Penerbangan yang hendak mendarat diarahkan ke bandara alternatif, sementara ratusan penumpang mengalami penundaan atau pembatalan keberangkatan.
Houthi Klaim Bertanggung Jawab: “Kami Akan Serang Infrastruktur Strategis Israel”
Kelompok pemberontak Houthi Yaman, yang dikenal mendapat dukungan dari Iran, segera mengklaim bertanggung jawab atas serangan rudal tersebut. Dalam pernyataannya, mereka menyebut bahwa serangan ini merupakan bentuk balasan atas keterlibatan Israel dalam konflik di Gaza dan dukungannya terhadap agresi terhadap rakyat Palestina.
“Target ini adalah bagian dari wilayah pendudukan dan kami akan terus menyerang fasilitas militer dan infrastruktur strategis milik rezim Zionis penjajah,” demikian pernyataan resmi Houthi yang dikutip oleh media lokal dan internasional.
Serangan ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam kapabilitas militer kelompok Houthi. Jika sebelumnya mereka hanya menargetkan wilayah Arab Saudi atau Uni Emirat Arab, kini mereka menunjukkan bahwa mereka mampu menjangkau Israel dengan rudal balistik jarak jauh.
Sistem Pertahanan Israel Gagal Deteksi Serangan
Yang menjadi perhatian utama dari insiden ini adalah kegagalan sistem pertahanan udara Israel dalam mencegat rudal tersebut. Padahal, Israel dikenal memiliki sistem pertahanan multi-lapisan yang terdiri dari Iron Dome, David’s Sling, dan Arrow.
Namun, kali ini, rudal Houthi mampu melewati jaringan pertahanan udara tersebut dan menghantam area vital tanpa peringatan dini yang memadai. Hal ini memunculkan spekulasi bahwa rudal yang digunakan memiliki teknologi penghindaran radar atau diluncurkan dari jalur yang tak terpantau radar Israel.
“Serangan ini membuktikan bahwa sistem pertahanan udara Israel ternyata tidak kebal terhadap ancaman dari arah selatan. Ini adalah celah serius yang bisa dimanfaatkan musuh,” ujar seorang analis militer.
Kegagalan ini juga mempermalukan militer Israel secara internasional, terutama karena sebelumnya Israel selalu membanggakan kemampuan teknologi militernya dalam menangkal serangan udara.
Reaksi Pemerintah Israel: Janji Pembalasan dan Evaluasi Sistem Pertahanan
Pemerintah Israel langsung bereaksi keras atas insiden ini. Perdana Menteri Israel memimpin rapat kabinet darurat beberapa jam setelah serangan terjadi. Dalam pernyataan resmi, pemerintah menyebut bahwa serangan ini adalah “provokasi besar” dan berjanji akan merespons dengan “kekuatan penuh”.
“Kami tidak akan diam menghadapi serangan terhadap kedaulatan dan keselamatan warga kami. Siapa pun yang menyerang Israel akan menerima balasan yang sepadan,” tegas pernyataan pemerintah.
Selain itu, Menteri Pertahanan Israel juga memerintahkan investigasi menyeluruh terhadap bagaimana rudal tersebut bisa lolos dari deteksi dan mendarat begitu dekat dengan bandara tersibuk negara tersebut. Evaluasi terhadap sistem pertahanan udara juga dikabarkan akan segera dilakukan.
Kekhawatiran Meningkat di Kawasan, Dunia Internasional Bereaksi
Serangan terhadap Bandara Ben Gurion ini mengguncang bukan hanya Israel, tapi juga komunitas internasional. Negara-negara Barat dan organisasi penerbangan sipil dunia menyuarakan keprihatinan atas keamanan penerbangan di kawasan Timur Tengah yang semakin memburuk.
Laporan dari organisasi penerbangan sipil internasional menyebutkan bahwa insiden ini dapat memicu efek domino terhadap industri penerbangan global, karena Bandara Ben Gurion merupakan simpul penting dalam rute penerbangan ke Eropa dan Asia.
Beberapa maskapai asing dilaporkan mempertimbangkan untuk mengalihkan rute atau menangguhkan sementara penerbangan ke Tel Aviv karena alasan keamanan.
Eskalasi Baru Konflik Timur Tengah
Serangan ini juga dinilai sebagai bukti nyata bahwa konflik regional di Timur Tengah tengah memasuki babak baru, di mana kelompok bersenjata non-negara seperti Houthi bisa melancarkan serangan presisi lintas negara terhadap negara kuat seperti Israel.
Analis Timur Tengah menyebutkan bahwa ini bisa menjadi pembuka untuk eskalasi yang lebih besar antara Israel dan poros Iran—Hizbullah—Houthi.
“Ini bukan sekadar serangan tunggal. Ini adalah pesan strategis bahwa Israel kini bisa dijangkau dari arah selatan. Poros perlawanan regional sedang menguji ketahanan Israel dari berbagai sisi,” ujar analis politik regional.
Israel Terkejut, Houthi Tunjukkan Kekuatan Baru
Serangan rudal oleh Houthi ke dekat Bandara Ben Gurion merupakan pukulan telak bagi Israel, baik dari sisi pertahanan maupun psikologis. Masyarakat internasional kini menyoroti peningkatan kapabilitas militer Houthi yang dinilai telah melampaui batas tradisionalnya di kawasan Teluk.
Sementara itu, kegagalan sistem pertahanan udara Israel menjadi sorotan besar, terutama karena lokasi serangan berada dekat dengan pusat pemerintahan dan infrastruktur vital Israel.
Dengan situasi yang masih berkembang, dunia menunggu bagaimana Israel akan merespons—dan apakah ini akan membawa Timur Tengah pada konflik berskala lebih besar.